Zumba, Pesta Pagi Hari yang Menyegarkan
Pernahkah Anda merasakan keriaan pesta di pagi hari? Itulah yang saya alami pagi ini di Bali Spirit Festival, Rabu 20 Maret 2013. Sebuah pesta dansa bersama dengan Brenda Ferreira di kelas Zumba.
Pagi ini, dengan malu-malu saya masuki kelas Zumba. Brenda dengan ramah menghampiri,
seakan tahu ketegangan saya. Ini adalah kelas Zumba pertama saya,. “Ayo, jangan malu-malu. Kita akan bersenang-senang di sini,” ajaknya. Rupanya, saya tidak sendiri. Sekitar setengah dari peserta belum pernah melakukan zumba. Semua penasaran dan tertarik untuk mengenal zumba.
Zumba merupakan kombinasi dari aerobik dan tarian yang menggabungkan berbagai jenis tarian Latin
seperti salsa, hip-hop, mambo dan merengue. Gerakannya enerjik dan menguras tenaga, dengan cara yang seru! “Alasannya sederhana, setiap kelas rasanya seperti pesta,” kata Brenda Ferreira, instruktur kami yang telah menjadi guru tari Latin selama 20 tahun.
“Hanya ada dua aturan di kelas ini. Pertama, kalau Anda tidak bisa mengikuti gerakannya, gerakkan saja badan Anda sesuka hati mengikuti musik. Kedua, kalau Anda bisa melakukan gerakan itu, gerakkan sepenuh hati. Mari menari!” tutur Brenda. Kami bersorak girang, siap memulai Zumba.
Opa gangnam style…hey, sexy lady…
Musik terus berbunyi. Peserta kelas kami semakin bertambah.
Berbeda dengan musik-musik yoga, Zumba menggunakan musik terkini yang familiar didengar. Opa Gangnam Style, Price Tag, Crazy Love. Lagu apapun yang memiliki beat cepat bisa menjadi lagu untuk Zumba. Bayangan saya tentang Bali Spirit Festival yang semua melulu yoga, tidak tepat. Keriaan-keriaan dengan tarian “masa kini” juga dihadirkan. Tentu ini melegakan bagi para pemula seperti saya. Awalnya saya sempat bertanya-tanya apakah bisa mengikuti gerakan Zumba. Ternyata, saya tidak perlu pusing memikirkan gerakan kaki dan tangan. Ikuti saja musiknya dan perhatikan gerakan Brenda.Gerakan Zumba banyak menggunakan gerakan tangan dan kaki yang meloncat. Penuh keriangan.
Lama-kelamaan tubuh saya seakan tahu bagaimana gerakan yang pas. Oops, kaki saya salah. Dengan santai, saya gerakkan saja tubuh dan menunggu hingga ritme musik yang pas. Saya berputar, meloncat, dan tertawa! Dan hey, seisi kelas menikmati kelas ini. Kami, sekitar 30 orang, menari gembira. Kami saling bertatapan, menyanyi dan tertawa gembira. Saya merasa terhubung dengan sesama peserta di dalam kelas. Amerika Serikat, Jerman, India, Indonesia, Republik Ceska; asal negara menjadi tidak penting lagi. Saya merasakan persaudaraan, satu ikatan yang menggembirakan dengan seisi kelas.
“Ayo, terus bergerak. Hoiii!” teriak Brenda. “Jangan berhenti. Kalaupun kalian lelah, tetaplah menari dengan gayamu dan ingat untuk mengatur napas,” tambahnya. Mata saya berkeliling menyapu ruangan seisi kelas. Wow, semua masih bersemangat meski beberapa sudah kehabisan napas dan berkeringat. Saya terus bergerak dan bergerak, seiring matahari yang semakin meninggi. Bisa Anda bayangkan, panas dari dalam dan luar. Mandi keringat di pagi hari! Kami menari selama satu jam. Hmm, mungkin sekitar 500 – 1000 kalori terbakar ya? Setidaknya itu yang dikatakan Wikipedia tentang Zumba, hehehe.
Jane dan Rokiti, teman baru dari Jerman dan India, memberi tanda. Sudah saatnya kami meninggalkan Zumba untuk melanjutkan ke kelas berikutnya. Kebetulan kami tertarik masuk ke kelas yang sama. Ah, haruskah saya tinggalkan kelas ini? Ketika lagu Crazy Love selesai, kami lambaikan tangan ke Brenda. Saya merasa luar biasa. Kelas pembuka saya yang memberikan energy baru dan suntikan kepercayaan diri. Terima kasih Brenda Ferreira dan teman-teman kelas Zumba!
***
Continue the conversation on Twitter – use #balispirit in your posts on festival highlights, photos and shares.
Lanjutkan pembahasan di Twitter – gunakan #balispirit dalam posting-posting tentang festival, foto dan berbagi media lain.
Written by : Vincentia Widyasari